ceritabersama

Powered By Blogger

Rabu, 04 November 2009

kisah sedih

kisah sedih yg mengharukan.. (manjangin aza...bis bagus seh kisahnya. Selamat Menikma - 22 February 2006, 10:17 PM

Sebut saja namaku Djie
..dan aku masih ingat ketika seorang ibu
mendandaniku sehingga tampak
sangat cantik sekali..

Kisah sedihku ini dimulai ketika seorang dengan
wajah seram datang
ketempatku dengan mulut bau minuman, dengan
suara serak meminta dengan
paksa supaya aku ikut dengannya.
Kulihat dia menyelipkan uang ke tangan ibu yang
menjagaku sambil
menyeringai
memperlihatkan deretan gigi yang hitam2
menjijikan.
Tapi apa dayaku sehingga akupun terpaksa ikut
dengannya meski entah apa
yang terjadi pada diriku ini.
Aku memang lemah dan tak punya kekuatan
untuk menolaknya

Dibawanya aku pergi sehingga tak seberapa lama
kudengar dari kejauhan
suara cekikikan wanita-wanita.
Semakin dekat dengan tempat itu, aku melihat
ada 4 orang laki-laki
ditemani wanita-wanitanya sambil minum-minum.
Ahhh minuman keras lagi?..

Orang yang membawaku masuk dalam kumpulan
orang-orang itu yang ternyata
temannya, sambil memandangi diriku dengan
penuh nafsu dan kelihatannya
aku mau dimakan hidup-hidup. Tiba-tiba tangannya
menyentuh diriku.
Merabaku sehingga tak ada lagi diseluruh tubuhku
yang tidak dijamahnya
aku tak bisa berkata apa-apa.
Dan sekali lagi aku memang lemah dan tak punya
kekuatan tuk menolak
tingkah laku orang ini.

Melihat apa yang dilakukannya pada diriku, ke-
empat temannya ternyata
tidak tinggal diam. Sambil teriak-teriak "bagi donk,
bagi donk...!!!"
Akupun juga mengalami perlakuan yang paling
menyedihkan, akhirnya secara
bergiliran merekapun menjamahku dari ujung
keujung dengan
penuh kepuasan dan bukan itu saja yang mereka
lakukan. Tapi tetap saja
aku tidak berontak karena aku lemah dan tak
punya kekuatan untuk
menolaknya.

Aku begitu lemah, sehingga perlakuan keji
mendatangiku berkali-kali
hanya demi sebuah kepuasaan sesaat, hanya aku
biarkan saja.
Dan itupun masih terjadi sampai saat ini.

Kisah Sedih Pencuci Piring

Siapa yang paling berbahagia saat pesta pernikahan berlangsung?

Bisa jadi kedua mempelai yang menunggu detik-detik memadu kasih. Meski lelah menderanya namun tetap mampu tersenyum hingga tamu terakhirpun. Berbulan bahkan hitungan tahun sudah mereka menunggu hari bahagia ini. Mungkin orang tua si gadis yang baru saja menuntaskan kewajiban terakhirnya dengan mendapatkan lelaki yang akan menggantikan perannya membimbing putrinya untuk langkah selanjutnya setelah hari pernikahan. Atau bahkan ibu pengantin pria yang terlihat terus menerus sumringah, ia membayangkan akan segera menimang cucu dari putranya. “Aih, pasti segagah kakeknya,” impinya.

Para tamu yang hadir dalam pesta tersebut tak luput terjangkiti aura kebahagiaan, itu nampak dari senyum, canda, dan keceriaan yang tak hentinya sepanjang mereka berada di pesta. Bagi sanak saudara dan kerabat orang tua kedua mempelai, bisa jadi momentum ini dijadikan ajang silaturahim, kalau perlu rapat keluarga besar pun bisa berlangsung di sela-sela pesta. Sementara teman dan sahabat kedua mempelai menyulap pesta pernikahan itu menjadi reuni yang tak direncanakan. Mungkin kalau sengaja diundang untuk acara reuni tidak ada yang hadir, jadilah reuni satu angkatan berlangsung. Dan satu lagi, bagi mereka yang jarang-jarang menikmati makanan bergizi plus, inilah saatnya perbaikan gizi walau bermodal uang sekadarnya di amplop yang tertutup rapat.

Nyaris tidak ada hadirin yang terlihat sedih atau menangis di pesta itu kecuali a ir mata kebahagiaan. Kalau pun ada, mungkin mereka yang sakit hati pria pujaannya tidak menikah dengannya. Atau para pria yang sakit hati lantaran primadona kampungnya dipersunting pria dari luar kampung. Namun tetap saja tak terlihat di pesta itu, mungkin mereka meratap di balik dinding kamarnya sambil memeluk erat gambar pria yang baru saja menikah itu. Dan pria-pria sakit hati itu hanya bisa menggerutu dan menyimpan kecewanya dalam hati ketika harus menyalami dan memberi selamat kepada wanita yang harus mereka relakan menjadi milik pria lain.

Apa benar-benar tidak ada yang bersedih di pesta itu? Semula saya mengira yang paling bersedih hanya tukang pembawa piring kotor yang pernah saya ketahui hanya mendapat upah sepuluh ribu rupiah plus sepiring makan gratis untuk ratusan piring yang ia angkat. Sepuluh ribu rupiah yang diterima setelah semua tamu pulang itu, sungguh tak cukup mengeringkan peluhnya. Sedih, pasti.

Tak lama kemudian saya benar-benar mendapati orang yang lebih bersedih di pesta itu. Mereka memang tak terlihat ada di pesta, juga tak mengenakan pakaian bagus lengkap dengan dandanan yang tak biasa dari keseharian di hari istimewa itu. Mereka hanya ada di bagian belakang dari gedung tempat pesta berlangsung, atau bagian tersembunyi dengan terpal yang menghalangi aktivitas mereka di rumah si empunya pesta. Mereka lah para pencuci piring bekas makan para tamu terhormat di ruang pesta.

Bukan, mereka bukan sedih lantaran mendapat bayaran yang tak jauh berbeda dengan pembawa piring kotor. Mereka juga tidak sedih hanya karena harus belakangan mendapat jatah makan, itu sudah mereka sadari sejak awal mengambil peran sebagai pencuci piring. Juga bukan karena tak sempat memberikan doa selamat dan keberkahan untuk pasangan pengantin yang berbahagia, meski apa yang mereka kerjakan mungkin lebih bernilai dari doa-doa para tamu yang hadir.

Air mata mereka keluar setiap kali memandangi nasi yang harus terbuang teramat banyak, juga potongan daging atau makanan lain yang tak habis disantap para tamu. Tak tertahankan sedih mereka saat membayangkan tumpukan makanan sisa itu dan memasukkannya dalam karung untuk kemudian singgah di tempat sampah, sementara anak-anak mereka di rumah sering harus menahan lapar hingga terlelap.

Andai para tamu itu tak mengambil makanan di luar batas kemampuannya menyantap, andai mereka yang berpakaian bagus di pesta itu tak taati nafsunya untuk mengambil semua yang tersedia padahal tak semua bisa masuk dalam perut mereka, mungkin akan ada sisa makanan untuk anak-anak di panti anak yatim tak jauh dari tempat pesta itu. Andai pula mereka mengerti buruknya berbuat mubazir, mungkin ratusan anak yatim dan kaum fakir bisa terundang untuk ikut menikmati hidangan dalam pesta itu.

Sekadar usul untuk Anda yang akan melaksanakan pesta pernikahan, tidak cukup kalimat “Mohon Doa Restu” dan “Selamat Menikmati” yang tertera di dinding pesta, tapi sertakan juga tulisan yang cukup besar “Terima Kasih untuk Tidak Mubazir”.

« pada: 31 December, 2008, 05:04:54 PM »


:)Ni kisah yang sy baru dgr dr pengalaman salah seorg staff kat opis sy. Tulisan sy ni bukan tujuan nak memalukan dia tetapi sebagai teladan kita semua.....


''Uncle BJ'' nama yg sering sy gunakan untuk panggil dia..........berdasarkan rupa dia kelihatan seperti org Islam, krn nama pun nama Islam...tp sehingga minggu lepas baru la sy tau kisah sebenar........BJ sebenarnya bukan Islam.....dia telah murtad....kisah ni diceritakan sendiri oleh BJ..

Kisah BJ Murtad berlaku masa dia muda2 dulu lebih kurang 20 thn dulu, dia kahwin dgn warga Filipina, masa tu kerja kat luar negara. Hidup susah, takda tempat tinggal, takda kerja & nak makan pun susah. Jalan mudah BJ ambik adalah murtad (masuk kristen). Masa tu BJ diberitahu kalau nak hidup senang di tempat org kena ikut mrk(kristen)....jd isteri BJ telah membawa BJ ke gereja untuk di'kafir'kan...

BJ bagitau, lepas di murtad, rezeki melimpah-ruah, hidup senang, dpt kerja baik, lumayan dan sbgnya.....sekarang mmg hidup BJ mewah, jawatan pun tinggi kat company sy kerja.....anak2 dia semua kristen.............dia sambut krismas....

Org2 kat kampung dia tau kisah dia, Ayah sy pun tau bila sy tanya Ayah tentang BJ........( BJ masa muda dulu kawan Ayah saya)...

Minggu lepas kat opis, kami bergurau dgn BJ, masa tu salah seorg staff wanita menyuruh BJ mengucap (krn BJ suka cakap benda tak senonoh bila bergurau) tp BJ tak mengucap........sy & staff wanita tu selama ni menganggap BJ adalah Islam....tp Boss kami panggil kami berdua( sy & staff wanita tu) masuk bilik dia....Boss pun bagitau mengapa BJ tak mau mengucap....sebab dia Murtad....masuk kristen.....

Bila dengar apa yang Boss sy ceritakan dr mula sampai hujung, jiwa ini rasa macam dirobek, tersentak, badan mengigil & jantung berdenggup pantas. Staff wanita tu pulak menjerit n mengucap panjang...dia pun mengigil............

Kami rasa tak puas ati, lalu staff wanita tu pegi jumpa BJ untuk minta penjelasan. So BJ pun crita kat kami kisah dia............

Kesimpulan dr kisah BJ ni, ada byk benda bermain dalam pikiran ni.......
napa BJ ambik jalan pintas,
napa BJ terus je terpengaruh dgn pujukan isteri untuk murtad........
napa BJ tak pikir semua tu dulu adalah dugaan & ujian ALLAH........


Kami tanya BJ, adakah BJ penah mengucap lepas dia murtad...........BJ bagitau...hanya dalam hati, ALLAH je yg tau....

Kepada saudara2 sekalian, adakala bila kita hilang pedoman, sy nasihatkan diri sy & saudara2 semua.....ingatlah ALLAH selalu...walaupun kita selalu buat dosa....tp jangan nanti ALLAH tak nak pandang kita lagi........kisah BJ ni cukup benar menyebabkan sy mengigil & seolah2 dunia ni mcm nak kiamat bila2 masa je............... hati2 la dgn setiap perkara yg kita buat...


Kisah Sedih

True Story November 18th, 2008

Ini adalah sepenggal kisah saya saat masih di Jogja.

Malam minggu itu, saya bersama Abang saya dan teman-temannya menghabiskan malam ke malioboro. Menyusuri hangatnya suasana temaram jogja yang khas. Sesampainya di ujung benteng vredeburg, kami berhenti di tempat permainan catur. Itu loh, permainan catur yang menantang kita untuk mengalahkan Raja dalam satu kali langkah (atau tiga kali langkah ya ? saya kurang tahu).

Abang dan teman-teman mencoba-coba ikut bermain. Saya hanya ikutan menonton dan berdiri disamping Abang. Tak lama itu, tiba-tiba saya dihampiri oleh seorang laki-laki yang memanggil nama saya. Ternyata si Gogon. Ia juga sedang menghabiskan malam minggu di malioboro dengan seorang temannya.

Gogon merupakan teman satu kampus namun beda jurusan. Akhir-akhir ini ia memang sering menyambangi saya sekedar ngobrol hal-hal biasa dan terkadang meminjam buku catatan saya untuk mata kuliah yang sama. Dan belum lama ini, ia memberikan saya sebuah kunci, katanya sih itu adalah kunci gembok kamar kostnya.

Malam itu, di malioboro ujung, Gogon memaksa saya untuk pergi sebentar bersamanya. Ia bilang ada sesuatu yang penting yang harus ia bicarakan malam ini juga. Namun saya menolaknya. Saya tidak ingin berpisah dari rombongan Abang n teman-temannya. Berkali-kali ia meyakinkan saya bahwa ada sesuatu yang harus dibicarakan secara personal. Penting !. Tapi tetap saya tak bisa mengabulkan permohonannya.

Finally, karena saya tidak bersedia pergi dan ia pun tak mau mengutarakan maksudnya ditempat itu, akhirnya kami pun terpisah. Saya bersama Abang & friends melanjutkan malam ke alun-alun Utara.

Sekembalinya kami dari alun-alun Jogja yang semakin ramai, kami kembali menyusuri jalan malioboro lagi. Nah, disaat melintasi tempat permainan catur itu, seoarng Bapak-bapak menghampiri kami ;

“mbak, itu tadi yang gondrong temannya ya ?” Bapak itu bertanya ke saya.

“Gogon, Pak ?”

“iya mungkin. pokoknya orang yang tadi ngobrol dengan mbak “

“kenapa memangnya Pak?” saya mulai cemas

“ia ditusuk dan dikeroyok ramai-ramai”

“hah???” *shock*

“coba mbak cek ke RS PKU Muhammadiyah, tadi dia masih sempat melarikan motornya menuju kesana”

Tanpa banyak bicara, saya dan seorang teman Abang menyusul ke RS Muhammadiyah yang tak jauh dari situ. Sampainya dirumah sakit, saya kebingungan ketika bertanya ke bagian Informasi. waduh ! saya lupa nama asli teman saya. yang saya tahu hanyalah Gogon.

Setelah bertanya-tanya lebih detil, ternyata memang ada pria rambut gondrong yang baru masuk UGD, kepada petugas Gogon mengaku luka karena kecelakaan motor. Saya langsung menuju ruang tempat perawatan. Gogon telah terbaring lemas disitu. Saya mendekat, nampak sekali kesakitan diwajahnya. owh..

“yi, tolong jangan bilang ke keluargaku” Ia melirih pelan. (saya dipanggil “ayi” di kampus)

“ga mungkin gon, keluargamu harus tahu”

“jangan yi.. aku minta tolong kabari ke temen2 kostku aja, dan tolong ambilin pakaianku”

*apa ini sebagai pertanda kenapa kemarin ia “menghadiahkan” saya sebuah kunci gembok kamarnya?*

Pembicaraan singkat di dinihari itu adalah pembicaraan terakhir saya dengan Gogon. Karena setelah itu kondisinya semakin parah dan kritis. Teman-teman kampus pun begitu banyak yang setia bergantian menemani keluarga Gogon di rumah sakit.

Hingga di hari ketiga berada dirumah sakit, akhirnya ia menghembuskan nafas terakhirnya. Innalillahi Wainnalillahi Roji’un. Subuh-subuh itu saya ikut didalam mobil Jenazah mengantarkan jasadnya ke Purwokerto. Disepanjang jalan Jogja - Purwokerto yang ada diotak saya hanyalah sebuah penyesalan.

Saya menyesal sedalam-dalamnya. Menyesal karena malam itu menolak pergi dengannya. Menyesal karena malam itu tak mendengarkan apa yang ingin ia bicarakan secara empat mata. Saya sungguh menyesal..


Kisah Sedih

True Story November 18th, 2008

Kamis, 05-11-2009 RSS Feed

Kukuh Setyono

Kisah Sedih, Ibu Yang Kehilangan Uang Sekolah Anaknya

Jumat, 27-06-2008 02:37:55 oleh: Kukuh Setyono
Kanal: Opini

Seingat saya, sudah terlalu lama tidak menyumbang tulisan di Wikimu lagi. Memang saya orang baru yang sedang dalam tahapan belajar menulis dengan benar, baik dari segi bahasa maupun pemakaian kesederhanaan kata yang tidak menghilangkan makna. Ehm sekarang ini mungkin sudah waktunya saya menyumbang tulisan lagi. Firasat saya, semua kata dalam otak harus segera saya salurkan biar semua puas dan bergairah lagi. Tolong mungkin ada kritikan, saya pasti akan terima karena itu adalah satu syarat untuk menjadi maju dan lebih baik.

Entah apa yang akan saya tuliskan sekarang ini.....mungkin satu cerita sedih dan pilu yang saya temui di jalanan Yogyakarta bisa sedikit menjadi sebuah informasi. Akan sangat beruntung jika tulisan saya ini menjadi inspirasi bagi seseorang.

Saya lupa, kapan waktunya, namun tempatnya masih ingat, yaitu di depan pasar Beringharjo. Pasar yang menjadi tujuan dan urat nadi perekonomian Yogyakarta di kawasan Malioboro.

Saya masih ingat namanya, Selly, kurang lebih berumur 38 tahun yang berasal dari Gunung Kidul. Dua jam perjalanan dari kota Yogyakarta ke arah Selatan jika naik sepeda dan bisa sampai empat jam naik angkutan umum.

Awalnya dia, saat itu bersama anak keduanya, yang masih berumur kurang lebih satu tahun, baru menemui suaminya yang bekerja menjadi kuli bangunan di sebuah wilayah Sleman. Tujuannya sudah jelas meminta uang yang akan dipergunakan untuk membayar seluruh biaya sekolah putri pertamanya yang masuk SMP.

Karena ada titipan dari saudara, si ibu ini kemudian mampir sebentar ke pasar Beringharjo untuk membeli sebuah barang. Selesai membeli kebutuhan, sang anak meminta dibelikan es di pinggir jalan pasar. Inilah inti dari kisah yang selalu saya anggap keji.

Uang sebesar Rp 1,2 juta, yang didapatkan oleh suaminya dari mengutang ke rekan kerja maupun jurangan dan untuk kepentingan anak, hilang dicopet. Pelaku tindakan kejahatan ini sangat lihai, beraksi saat ibu menikmati es yang diminta anak yang digendongnya, dengan menyobek bagian bawah tas. Karuan saat sadar dan meraba tasnya, Selly langsung berteriak sejadi-jadinya dan meraung dengan tangisannya di tengah jalan pasar. Tentu saja, kejadian ini menarik para pengunjung pasar. Ingat hanya menarik orang, tanpa ada niatan membantu.

Bahkan senduhan tangisan ibu ini masih sempat di bawah ke kantor polisi untuk melaporkan kebejatan dan ketegaan sang pencopet. Meskipun tidak pak polisi tidak bisa mengembalikan uang yang akan dibayarkan sekolah. Tapi atas keteguhan ibu tersebut menempuh jauhnya jarak dan rasa iba, maka polisi patungan hanya sebagai ongkos pulang saja.

Memang terlalu rumit untuk dijelaskan, namun jika kita sedikit berkesimpulan. Dunia kejahatan tidak akan mengenal kata masa depan dan kehidupan anak manusia yang selalu penuh kesengsaraan. Aku memang tidak bisa membantu, namun dengan apa yang aku lakukan ini aku hanya bisa mengutuk perbuatan sang pejahat tersebut.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar